Tangerang – Tim sales dari aplikasi layanan digital GIFTLine melakukan pendekatan langsung kepada masyarakat Kecamatan Kelapa Dua, Kabupaten Tangerang, melalui metode door to door. Langkah ini dilakukan sebagai upaya memperluas penetrasi pasar sekaligus menjawab tantangan rendahnya literasi digital di sejumlah kawasan urban pinggiran Jakarta.
GIFTLine merupakan aplikasi yang menyediakan berbagai layanan kebutuhan rumah tangga dan transaksi digital sehari-hari, mulai dari belanja kebutuhan pokok sehar-hari, pasar segar dan makanan minuman siap saji. Sejak awal pekan, para sales GIFTLine mulai menyusuri kawasan padat penduduk di Kelurahan Bencongan, Kelapa Dua, hingga Bojong Nangka untuk mengenalkan aplikasi ini.
Menurut Galih dan Aulia, Sales Lapangan wilayah Tangerang, kegiatan ini bukan sekadar promosi, tetapi juga bagian dari kampanye edukatif. “Kami melihat bahwa banyak warga sebenarnya tertarik menggunakan layanan digital, namun belum mendapatkan akses edukasi yang cukup. Di sinilah peran kami masuk,” ujarnya mereka.
Transformasi Digital di Wilayah Urban Peri-Kota
Kelapa Dua merupakan salah satu kecamatan dengan pertumbuhan penduduk pesat, terutama akibat ekspansi kawasan hunian dan komersial di wilayah Tangerang Raya. Namun, pemerataan akses teknologi belum sepenuhnya merata. Dalam konteks ini, pendekatan door to door menjadi strategi untuk mengatasi hambatan struktural seperti keterbatasan literasi digital dan ketergantungan pada transaksi konvensional.
GIFTLine mendampingi warga secara langsung: mulai dari instalasi aplikasi, aktivasi akun, hingga simulasi pembelian. Data internal tim menunjukkan bahwa lebih dari 400 rumah tangga telah berhasil mendaftar dan mulai menggunakan layanan dalam tiga hari pertama kegiatan berlangsung.
Bu Lastri (45), salah satu warga Bencongan, mengaku senang dengan pendekatan tersebut. “Saya ini gaptek. Tapi dijelasin pelan-pelan, jadi paham. Sekarang kalau mau beli minyak, sabun, tinggal klik,” katanya.
Edukasi Sebagai Fokus Utama
Aulia menyampaikan bahwa GIFTLine tidak berfokus pada angka unduhan semata, melainkan pada penggunaan aktif. “Aplikasi bisa diunduh, tapi kalau tidak digunakan secara berkelanjutan, itu bukan adopsi yang efektif. Karena itu kami fokus pada pemahaman pengguna,” katanya.
Program ini akan berlanjut ke sejumlah kecamatan lain, termasuk Curug dan Legok. Tim sales juga akan bekerja sama dengan RT dan RW setempat untuk menggelar pelatihan mini di posyandu atau balai warga.
GIFTLine menargetkan peningkatan adopsi pengguna aktif di wilayah Tangerang sebesar 30 persen dalam kuartal kedua 2025. Meski terlihat sebagai strategi komersial, pendekatan ini juga mencerminkan persoalan yang lebih luas: bahwa transformasi digital Indonesia tidak cukup hanya dengan infrastruktur, melainkan juga edukasi yang menyentuh warga secara langsung.